BAB I
Pendahuluan
Kata pengantar
Saya ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena
atas rahmat dan karunia-Nya penulis telah dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah dengan lancar
1.1 LATAR BELAKANG
Diprovinsi sumatera selatan terdapat banyak tarian tradisonal salah satunya yaitu tari gending sriwijaya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, jadi apasih tari gending sriwijaya?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan peneliatan ini adalah ingin menambah wawasan mengenai tari gending sriwijaya.
BAB II
Pembahasan
2.1. Tari Gending Sriwijaya, Tarian Tradisional Khas Sumatera Selatan
Tari Gending Sriwijaya merupakan salah satu tradisional yang ada di Provinsi Sumatera Selatan. Tari Gending Sriwijaya adalah tari yang biasanya ditampilkan untuk menyambut tamu-tamu. Namun, sekarang tari Gending Sriwijaya banyak ditampilkan di berbagai kegiatan, seperti pernikahan, perhelatan budaya, atau pertemuan-pertemuan. Dikutip dari buku Sumatera Selatan Memasuki Era Pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua (1993), tari Gending Sriwijaya adalah salah satu tarian adat Bumi Sriwijaya yang dipersembahkan untuk menyambut tamu agung yang berkunjung ke daerah Sumatera Selatan. Saat menari, para penari memakai pakaian adat Aessan Gede (hiasan kebesaran) yang terdiri dari mahkota, kain songlet dilengkapi dengan perhiasan lainnya, seperti gelang atau kalung. Di mana pada ujung jarinya dipakai tanggal, yaitu perlengkapan menari berbentuk kuku panjang yang terbuat dari logam kuning emas yang merupakan penjelma bidadari dari kayangan. Tiga orang di antaranya membawa tombak dan seorang penyanyi, jumlah semua penari adalah sembilan orang dan seorang penari yang paling depan membawa sebuah tepak (kotak sirih) berisi daun sirih, tembakau, pinang, kapur, dan gambir. Dua orang di kiri dan kanan membawa pridon, yaitu tempat berludah untuk orang yang makan sirih. Tamu yang dihormati diharapkan mengambil siri di dalam tempat tersebut.
2.2. Sejarah tari Gending Sriwijaya
Tari Gending Sriwijaya merupakan
tarian khas Sumatera Selatan. Secara harafiah, Gending Sriwijaya berati
"Irama Kerajaan Sriwijaya". Tarian tradisional tersebut melukiskan
kegembiraan gadis-gadis Palembang saat menerima kunjungan tamu yang diagungkan.
Ungkapan bahagia ditunjukan dengan membawa Tepak yang berisi kapur, sirih,
pinang dan ramuan lainnya yang akan dipersembahkan kepada tamu dengan diiringi
Gamelan dan lagu Gending Sriwijaya, munculnya tarian tersebut berawal dari
permintaan pemerintah Jepang yang ada di Karesidenan Palembang kepada Hodohan
(Jawatan Penerangan Jepang) untuk menciptakan sebuah lagu dan tari untuk
menyambut tamu yang berkunjung ke Sumatera Selatan secara resmi. Permintaan
tersebut mulai digagas sejak akhir 1942 hingga 1943. Sempat tertunda beberapa
waktu karena berbagai persoalan politik baik di Jepang maupun Indonesia. Sempat
tertunda, akhirnya pada OKtober 1943 gagasan mencari lagu ditindaklanjuti
kembali. Kemudian Letkol O.M. Shida memerintahkan Nuntjik A.R. (Wakil Kepala
Hodohan pengganti M.J. Su’ud) yang saat itu sudah dikenal sebagai seorang
sastrawan dan wartawan. Selanjutnya mengajak Achmad Dahlan Mahibat, seorang
komponis putra Palembang asli yang pandai bermain biola dari kelompok seni
(toneel) Bangsawan Bintang Berlian dibawah pimpinan pasangan suami isteri Haji
Gung dan Miss Tina, untuk bersama-sama menggarap lagu tersebut. Pada Kamis, 2
Agustus 1945, dalam rangka menyambut pejabat-pejabat Jepang dari Bukit Tinggi
yang bernama Moh. Syafei dan Djamaludin Adi Negoro, Tari Gending Sriwijaya
secara resmi ditampilkan. Inilah kali pertama tari Gending Sriwijaya pertama
kali ditampilkan. Baca juga: Iringan Tari Daerah Nusantara Pada saat pergelaran
tari Gending Sriwijaya pertama kali digelar dibawakan oleh sembilan penari muda
dengan berbusana Adat Aesan Gede, Selendang Mantri, Paksangkong, Dodot dan
Tanggai (kuku). Di masa Kemerdekaan Indonesia, menjadikan Gending Sriwijaya
sebagai tarian untuk menyambut tamu-tamu resmi pemerintahan yang berkunjung ke
Sumatera Selatan.
2.3.
Ketentuan tari Gending Sriwijaya
ketentuan-ketentuan yang
disepakati, sesuai dengan tuntunan konsep dalam tarian adalah sebagai berikut:
1. Jumlah penari sebenarnya
berjumlah 9 orang, ditambah pendukung boleh menjadi 17 orang dan boleh juga
dikurangi menjadi 11 orang pada barisan belakang.
2. Barisan penariyang terdepan
sambil membawa tepak yang berisi sirih, pinang berjalan dengan gaya menari
menuju ke tempat Pembesar yang akan dihormati. Apabila telah sampai, maka tepak
itu dipersembahkan kepada Pembesar yang dimaksud. Tepak ini berisi sirih,
pinang, kapur dan gambir yang merupakan suatu kunyahan, lalu si pembesar
mengambil sirih sekapur dan dikunyahnya
3. Setelah selesai adegan tersebut dilakukan, maka penari-penari menghaturkan sembah kehormatan dengan gaya tarinya sambil surut ke belakang menjadi satu barisan. Kemudian diiringi lagu gending mereka masuk ke ruangan tempat asal mula mereka keluar hingga lagu gending selesai.
2.4. Filosofi dan Makna Tari Gending Sriwijaya
Tari gending sriwijaya memiliki
fungsi sebagai tari penyambutan para tamu sekaligus sebagai tari kesenian.
Adapun makna tari gending
sriwijaya terdapat pada setiap gerakan tariannya dan juga terdapat filosofi
yang bisa kita bahas. Berikut adalah beberapa hal yang perlu kita bahas.
1. Gerakan Sembah Berdiri
Salah satu gerakan yang paling
mencolok adalah gerakan sembah berdiri. Para penari melakukan gerakan ini
memilki makna bahwasannya masyarakat Sumatera Selatan khususnya daerah Palembang
memilki rasa ketaatan yang besar keapda Tuhan.
Selain itu makna lainnya adalah
sikap toleransi yang bisa disimbolkan oleh gerakan sembah berdiri. Itulah makna
pertama dari tari gending sriwijaya.
2. Jentikan Ibu Jari dan Jari Tengah
Gerakan tari gending sriwijaya
selanjutnya adalah gerakan dengan ibu jari dan jari tengah. Dimana gerakan ini
disebut dengan gerakan jentikan ibu jari dan jari tengah yang dilakukan seirama
dengan musik tradisional yang mendampingi.
Makna dari gerakan tari gending
sriwijaya jentikan ibu jari dan jari tengah adalah sebagai perlambangan
kedisplinan dan kerja kerjas masyarakat Palembang (Sumatera Selatan). Tantu hal
ini menjadi gerakan positif dalam tari gending sriwijaya.
3. Makna Sekapur Sirih
Daun sirih termasuk kedalam properti
yang nantinya akan digunakan dalam tari gending sriwijaya dimana bermakna akan
kerendahan hati. Hal ini bisa kita lihat dengan bagaimana tanaman sekapur sirih
ini berkembang.
Dimana pertumbuhannya tidak
merusak lingkungannya, makna lain dari sekapur sirih adalah dari batangnya yang
dimana melambangkan tetang loyalitas dan budi pekerti yang bisa dilihat dari
penggunaan batang pinang yang lurus.
Sedangkan kesabaran dan sikap
pantang menyerah demi mencapai kesuksesan digambarkan oleh komponen gambir, yang
sebelumnya diproses dahulu sebelum kemudian digunakan menginang bersama sirih.
Secara kompleks tari gending
sriwijaya ini memiliki makna bahwa sifat masyarakat Palembang Sumatera Selatan
memiliki jiwa tawakal, peduli, rendah hati, saling bekerja sama, mandiri, rukun
dan kuat gotong royong.
2.5.
Gerakan Pola
Lantai Tari Gending Sriwijaya
Gerakan pola lantai tari gending
sriwijaya menggunakan kombinasi pada pola lantai lurus dan berkembang menjadi
pola lantai garis seperti V. Pada awal masuk untuk pertunjukan para penari
membentuk formasi garis lurus.
Gerakan selanjutnya adalah
bergerak dengan pola lantai untuk membentuk pola huruf V. Penari gending
sriwijaya utamanya berada pada posisi paling depan. Terdapat interaksi dengan
penonton saat menghaturkan tepak dan peridon yang disatukan pada gerakan tari
gending sriwijaya.
Biasanya dalam pagelaran tari
tersebut akan ada musik yang mengiringi tari gending sriwijaya yaitu perpaduan
alat musik gamelan dan suara vokal yang akan menggambarkan kegembiraan serta
ungkapan rasa syukur atas kesejahteraan yang diberikan.
2.6. Kostum dan Properti Tari Gending Sriwijaya
Pada umumnya penari tari gending
sriwijaya menggunakan kostum Asean Gede. Tapi juga bisa menyesuaikan
pentampilan pakaiannya tergantung dimana tari gending sriwijaya akan
ditampilkan.
Perlengkapan pada busana tari
gending sriwijaya terdapat, selendang mantri yang dilingkarkan pada pinggang
dan juga gelang paksangkong yang berbahan baku emas atau kuningan. Lalu
properti tari yang digunakan sebagai berikut.
Tari gending sriwijaya menggunakan
properti seperti tepak berisikan kapur, sirih dan pinang. Lalu ada juga peridon
kuningan. Payung kebesaran yang digunakan untuk memayungi penari utama waktu
menghantarkan tepak yang diberikan kepada tamu yang disambut.
Ada juga tombak yang digunakan
untuk mengawal penari selama mereka menampilkan seni tari gending sriwijaya
sebagai penjagaan.
2.7.
Keunikan Tari
Gending Sriwijaya
Salah satu yang akan kita bahas
disini adalah mengenai keunikan tari gending sriwijaya. Tentunya setiap tarian tradisional
di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, seperti tari kipas misalnya.
Pada tari gending sriwijaya
keunikan yang terletak pada jentikan tangan menggunakan ibu jari dan jari
tengah. Adapun ciri utama dari tari gending sriwijaya ini sebenarnya terletak
pada lagu pengiring berupa lagu gending sriwijaya khas Palembang Sumatera
Selatanyang diciptakan oleh Nungcik AR.
Kekompakan tim dengan pola lantai
yang jumlah penari terdiri dari 9 orang wanita juga memiliki keunikan
tersendiri.
BAB III
Penutup
3.1. KESIMPULAN
Tari Gending Sriwijaya adalah tari yang biasanya ditampilkan untuk menyambut tamu-tamu.Tarian tradisional tersebut melukiskan kegembiraan gadis-gadis Palembang saat menerima kunjungan tamu yang diagungkan. Namun, sekarang tari Gending Sriwijaya banyak ditampilkan di berbagai kegiatan, seperti pernikahan, perhelatan budaya, atau pertemuan-pertemuan.
3.2 DAFTAR PUSTAKA
Dilansir dari laman web
https://adahobi.com/tari-gending-sriwijaya/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar