Kata pengantar
Saya ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena
atas rahmat dan karunia-Nya penulis telah dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah dengan lancar
1.1 LATAR BELAKANG
Seni lukis adalah salah satu
cabang dari seni rupa, seni lukis juga sebuah pengembangan yang lebih utuh dari
menggambar. Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau pemukaan
dari objek tiga dimensi untuk mendapatkan kesan tertentu. Medium lukisan bisa
berbentuk apa saja, seperti kanvas, kertas, papan, dinding. Dalam perkembagan
seni lukis modern sekarang ini, tidak hanya kanvas, kertas papan, kain dan
dinding, dalam seni tidak ada batasan dalam berekspresi tak puas dalam
kanvas,kertas, papan, dinding, dan kain tubuh manusia pun mulai dijadikan media
untuk berekspresi dalam ajang kreatifitas para seniman lukis tersebut. .
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa seni lukisan yang berasal dari
Palembang?
2. Apa itu lukisan laker?
3. Apa saja peralatan yang dibutuhkan dalan melukis lukisan
laker?
4. Bagaimana cara melukis lukisan laker?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1. Mengetahui seni lukisan yang berasal dari Palembang
2. Mengenal dan mengetahui apa itu lukisan laker
3. Mengetahui peralatan yang dibutuhkan dalam melukis lukisan
laker
4. Mengetahui cara melukis lukisan laker
BAB II
Pembahasan
2.1.
Pengertian
lukisan laker
Di kota Palembang terdapat beberapa sanggar seni
rupa yang mendidik pelukis dan seniman-seniman muda yang berbakat yaitu sanggar
Ganesha yang beralamat di Jl. KH. Ahmad Dahlan no. 74 Kecamatan Bukit
Kecil yang di ketuai oleh Bapak Harun Rosidi Kamil. Bermula dari kecintaan
terhadap seni lukis membuatnya membentuk sebuah kelompok atau komunitas yang
aktif membuat karya-karya seni lukis serta mengembangkan seni lukis di
Palembang. Dalam membina dan mengembangkan seni lukis di sanggar ini, Bapak
Harun Rosidi Kamil menciptakan karya seni lukis dengan berbagai media dan
teknik. Media yang digunakan berbeda dari lukisan pada umumnya, biasanya
menggunakan berbagai warna dan berbagai jenis cat, tetapi tidak dengan seni
lukis laker, lukisan ini dominan menggunakan warna hitam, merah dan kuning
emas. Saat ini seni lukis laker di kota Palembang telah berkembang dengan
banyaknya seniman atauperupa yang membuat karya-karya seni rupa khas seni lukis
laker. Laker berasal dari bahasa Inggris lacquer (tinner yang digunakan untuk
mengawetkan kayu) lukisan ini menggunakan bahan-bahan yang hampir sama pada
pembuatan kerajinan lak, tetapi proses pembuatannya berbeda dari lukisan pada
umumnya serta membutuhkan waktu yang cukup lama, itu sebabnya harga lukisan ini
terbilang lebih mahal dari lukisan biasanya. Lukisan laker dari sanggar Ganesha
sudah banyak dikenal dan dikoleksi oleh beberapa kolektor seni dan
pejabat-pejabat di kota Palembang untuk menghiasi ruang penting seperti
beberapa lukisan laker yang terpajang di ruang rapat kantor
Gubernur Sumatera Selatan, di rumah dinas Wali Kota Palembang, dan
beberapa kolektor yang mengoleksi seni lukis laker. Herbert Read dalam bukunya
yang berjudul The Meaning of Art (1959), menyebutkan bahwa seni merupakan usaha
manusia untuk menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan. Bentuk yang
menyenangkan dalam arti bentuk yang dapat membingkai perasaan keindahan dan
perasaan keindahan itu dapat terpuaskan apabila dapat menangkap harmoni atau
satu kesatuan dari bentuk yang disajikan (Dharsono, 2007:7).
Dalam bahasa Inggris, seni dikenal dengan istilah
“art”.Dalam bahasa latin seni dikenal dengan istilah “ars” yang berarti
keterampilan atau kemahiran. Orang Yunani mengatakan bahwa kata “ art “sama
dengan techne, kemudian berkembang menjadi teknik. Jadi seni identik dengan
teknik, (Yuliastuti,2009:1). Menurut Leo Tolstoy seni adalah ungkapan perasaan
seniman yang disampaikan kepada orang lain agar mereka dapat merasakan apa yang
dirasakannya. Dengan seni, seniman memberikan, menyalurkan, memindahkan perasaannya
kepada orang lain sehingga orang itu merasakan apa yang dirasakan sang seniman.
Lebih dari itu, orang itu pun dapat menerima perasaan seniman dengan kondisi
yang sama, Sumardjo (2000:62-63). Pengertian seni rupa lebih kepada membentuk
karya dengan media yang dapat ditangkap secara visual dan dirasakan dengan
perabaan. Jika dilihat dari fungsinya, seni rupa terbagi menjadi seni rupa
murni dan seni rupa terapan, seni rupa murni yaitu proses penciptaan lebih
menekankan pada ekspresi jiwa. Sedangkan seni rupa terapan atau applied art,
lebih sering disebut sebagai kriya, yang proses pembuatannya memiliki tujuan
dan fungsi tertentu. Seni rupa merupakan salah satu kesenian yang mengacu pada
bentuk visual atau sering disebut bentuk perupaan, yang merupakan susunan atau
komposisi atau satu kesatuan dari unsur-unsur seni rupa. Struktur seni
rupa atau penyusunan unsur rupa dalam mewujudkan bentuk pada seni rupa
diperlukan hukum atau asas penyusunan, merupakan dasar dari
pengamatan/pemahaman seni (Dharsono, 2007:35).
Seni lukis adalah suatu ungkapan pengalaman estetik
seseorang yang dituangkan dalam bidang dua dimensi (dua matra), dengan
menggunakan medium rupa, yaitu garis, warna, tekstur, shape, dan
sebagainya. Medium rupa dapat dijangkau melalui berbagai macam jenis
material seperti tinta, cat/pigmen tanah liat, semen dan berbagai aplikasi yang
memberi kemungkinan untuk mewujudkan medium rupa, Dharsono (2004:36). Aktifitas
melukis adalah mengaplikasikan cat, pigmen, warna atau medium lain pada suatu
permukaan. Cara mengaplikasikan medium tersebut umumnya dengan kuas, bisa juga
dengan alat lain misalnya pisau, spons, dan kuas semprot (airbrushes).
Kata Laker diadopsi dari
istilah bahasa Inggris lacquer yaitu bahan damar yang dihasilkan oleh sejenis
serangga bernama laccifer lacca. Tumbuhan tempat bertenggernya serangga ini
banyak ditemukan di Jepang, Tiongkok dan daerah pegunungan Himalaya.Orang
jepang menyadapnya dari pohon tersebut sekali dalam 10 tahun. Di Sumatera
Selatanpohon tersebut dikenal dengan nama pohon komalo, (Pagar Alam Post, kamis
26 April 2016). Lukisan laker adalah karya seni lukis khas Palembang, yang
memiliki keunikannya sendiri. Lukisan lak Palembang ini belum begitu
banyak dikenal oleh masyarakat, karena keberadaanya juga relatif belum lama. Lukisan
Laker sendiri merupakan hasil pengembangan dari seni kerajinan lak yang memang
sejak lama dikenal oleh masyarakat luas. Seperti halnya seni kerajinan lak,
lukisan lak pun memiliki sensitifitas yang tinggi terhadap cahaya, dengan kata
lain lukisan lak ini memiliki pesona yang lebih bila mendapat sumber cahaya
yang cukup atau ditempatkan di ruang yang terang.Ketentuan tari Gending
Sriwijaya
2.2.
Sanggar
ganesha
Sanggar Ganesha adalah salah satu sanggar seni rupa
yang terdapat dikota Palembang yang didirikan pada tahun 1978. Dengan tujuan
untuk menghimpun pekerja seni atau seniman muda di Palembang. Sanggar 3 seni
rupa yang beralamat di Jl. KH Ahmad Dahlan nomor 74 Bukit Kecil Palembang ini
dipimpin oleh Bapak Harun Rosidi Kamil yang merupakan alumni Fakultas Seni Rupa
dan Desain (FSRD), Institut Teknologi Bandung. Beliau selain aktif mempunyai
sanggar juga selaku ketua Himpunan Seni Rupa dari Sumatra Selatan (HSRI-SS),
beliau juga adalah tokoh seni rupa atau seniman seni rupa yang juga ikut
sebagai pendiri Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) bersama Bapak A. Manaf dan
Abdullah Saleh.
Kota Palembang adalah ibu kota Provinsi Sumatera
Selatan. Palembang adalah kota terbesar kedua di Sumatera setelah Medan. Untuk
mengetahui bagaimana proses pembuatan lukisan laker yang dilakukan di
sanggar Ganesha. Sanggar Ganesha pertama kali terbentuk di Bandung pada tahun
1978, anggotanya terdiri dari mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) yang
berasal dari kota Palembang. Pada tahun 1980 Bapak Harun Rosidi Kamil yang
merupakan salah satu pendiri dari sanggar Ganesha ini kembali ke kota
kelahirannya dan mendirikan sanggar Ganesha di tempat rumah kediamannya yang
beralamat di Jln. KH. Ahmad Dahlan nomor 74 Bukit Kecil Palembang. Lokasi
sanggar ini begitu strategis, terletak di pinggir jalan raya dan
ditengah tengah kota dan berdekatan dengan wisata taman Kambang Iwak dan
rumah dinas Wali Kota. Akan tetapi agak sedikit sulit menemukannya karena di
halaman tempat lokasi tidak terdapat plank yang menunjukkan tempat lokasi
sanggar Ganesha. Melukis lak adalah kegiatan melukis yang menggunakan laker
sebagai salah-satu dari media lukisnya. Laker identik dengan kuning yang
menjadi pelapis hiasan dengan sapuan cat hitam, dan keemasan hingga terlihat
mencolok. Banyak masyarakat Palembang menamai hiasan pewarna tersebut dengan
istilah lak atau laker, walaupun namalak lebih kental dengan istilah lemari
ukir Palembang. Dalam penelitian ini penulis mengamati proses pembuatan lukisan
laker secara langsung di sanggar Ganesha yang dilakukan oleh Muhammad Idris
salah seorang anggota dan seniman di sanggar Ganesha. Alat-alat yang digunakan
dalam pembuatan lukisan laker sama seperti alat yang digunakan pada alat lukis
pada umumnya yaitu 4 kuas, palet, dan pensil. Sementara gergaji dan amplas
digunakan untuk mengolah media yang akan dilukis. Alat-alat yang digunakan
yaitu:
1. Gergaji : Berfungsi untuk memotong Hard Board / MDF atau medialukis.
2. Palet : Merupakan tempat atau wadah untuk cat warna emas.
3. Kuas :Berfungsiuntuk
mengaplikasikan cat atau warna dan memberi bentuk pada lukisan.
4. Pensil : Berfungsi
untuk membuat sketsa awal lukisan.
5. Amplas : Berfungsi
meratakan atau menghaluskan media dan lukisan.
6. Kainlap: Berfungsi
untuk membersihkan kuas.
2.3.
Tahap dan
cara pembuatanya
1. Tahap Awal
Media yang telah disiapkan dan dipotong sesuai ukuran diberi warna dasar dengan menggunakan cat minyak yang telah dicampur dengan tinner.
Media yang telah diberi warna dasar dan catnya telah kering lalu dibuat
sketsa gambar dengan menggunakan pensil.
Setelah digambar sketsa dengan menggunakan pensil lalu gambar sketsa tersebut diperjelas atau dilukis dengan cat warna hitam dari tinta cina dan cat berwarna emas dari serbuk emas (perada) yang telah dicampur pernis (kayu) menggunakan kuas.
2. Tahap Kedua
Di tahap kedua setelah Media telah di lukis dengan menggunakan
tinta cina dan cat emas lukisan kemudian di jemur beberapa menit, setelah
dijemur beberapa menit lukisan lalu dipoles atau dilapisi dengan lacquer lalu
di jemur lagi kemudian dipoles lagi lalu dijemur lagi hingga 4-5 kali pemolesan
dan penjemuran hingga warnanya menjadi kecoklatan dan berkilau.
Setelah lukisan dijemur beberapa jam dan telah kering lukisan lalu diamplas menggunakan amplas halus yang dibasahi dengan air, pengamplasan dilakukan agar permukaannya halus dan mudah dilukis,setelah rata dan halus baru kemudian dilukis lagi dengan menggunakan tinta cina dan cat emas.
3. Tahap Ketiga
Di tahap ketiga, media yang telah dilukis di tahap kedua kemudian di jemur lagi beberapa menit. Setelah dijemur lukisan lalu di poles lagi dengan menggunakan laker dan dijemur berulang hingga 3 kali pemolesan dan penjemuran.
Setelah lukisan di poles menggunakan laker dan dijemur kemudian lukisan diamplas lagi menggunakan amplas halus dengan dibasahi air kemudian dijemur lagi.
Media yang telah diamplas dan dijemur lalu dilukis lagi dengan cat hitam dan emas.
4. Tahap Akhir
Tahap akhir ini merupakan tahap finishing, Media yang telah dilukis di tahap ke 3 lalu dipoles lagi menggunakan laker lalu dijemur secara berulang sebanyak 2 kali pemolesan dan penjemuran.Lukisan yang telah poles menggunakan laker dan dijemur kemudian diamplas lagi menggunakan amplas halus sambil dibasahi dengan menggunakan air agar permukaan lukisan halus. Kemudian lukisan lalu dijemur hingga kering.
Setelah diamplas dan dijemur hingga kering baru kemudian ke proses finishing yaitu pemolesanpernis pada lukisan dengan menggunakan kuas lalu dijemur lagi. Di proses finishing akan terlihat lukisan tampak lebih berkilau dan menandakan bahwa lukisan telah jadi atau selesai dibuat.
Teknik observasi yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data dengan cara pengamatan secara langsung terhadap objek yang akan diteliti atau tempat yang menjadi pokok permasalahan yang dihadapi. Maka diperlukan pengamatan dengan cara observasi dan melihat secara langsung terhadap karya-karya lukisan laker yang ada di galeri serta keadaan di sanggar ganesha.
2.4.
FILOSOFI DAN
MAKNA SENI LUKIS LAKER DARI BERBAGAI PRODUK KERAJINAN
Mengingat beragamnya jenis produk kerajinan Laker,
maka kajian bentuk dibatasi menjadi tiga tiga jenis produk, yaitu tepak dan dulang
(piring kayu). Agar tidak terjadi kesalahan persepsi terhadap
kajian bentuk, maka perlu penulis jelaskan bahwa bentuk yang dimaksudkan adalah
sebagai media perantara bagi penulis untuk mengkaji nilai estetik pada kerajinan
Laker, sehingga titik fokus tulisan ini konsisten terhadap kajian estetik.
Berikut adalah jenis-jenis produk yang dikaji:
A.
Tepak
produk ini berfungsi sebagai tempat sirih (disebut juga sebagai kinang/menginang) yang biasanya disuguhkan terhadap tamu kehormatan maupun sebagai salah satu sarana dalam acara pernikahan. Nilai-nilai keindahan produk ini dapat diamati melalui aspek visual. Secara fisik produk ini berwujud persegi empat dengan bentuk limas (piramida terpenggal), sebagaimana bentuk atap rumah limas itu sendiri. Bentuk ini memberi kesan yang unik yang berbeda dengan yang lain seperti kotak pada umumnya. Mengamati bentuk tepak ini akan terasa sekali nilai kelokalan yang dihadirkan.
Secara proporsional produk ini sangat kokoh dengan
bagian sisi bawah lebih lebar. Kehalusan penggarapan produk tepak ini
menjadikan bagian yang melengkapi keindahan, di mana kesan yang dimunculkan
adalah mencerminkan nilai-nilai kesabaran. Nilai keindahan Setiap sisi (sisi
depan, belakang, kiri, kanan dan atas) dihiasi dengan ornamen motif bunga
matahari dan motif burung hong dengan perpaduan warna cokelat tua keemasan dan
warna hitam. Hiasan ornamen adalah salah satu unsur yang menghadirkan nilai
keindahan pada produk ini, yang dapat mencerminkan keharmonisan (menceriminkan
hidup yang toleran), kesatuan (mencerminkan kebersamaan) keseimbangan
(mencerminkan hubungan manusia dengan pencipta, manusia dengan manusia, dan
manusia dengan alam), serta intensitas (mencerminkan kesungguhan dan
keyakinan). Bagian lain yang tidak kalah penting adalah sisi bagian dalam. Sisi
bagian dalam ditata dengan sangat rapi, di mana permukaannya dilapisi dengan
kain beludru warna merah yang dilengkapi dengan kelengkapan sirih, seperti
tempat pinang, kapur sirih dan daun sirih.
B.
dulang (piring)
produk ini terbuat dari kayu sengon yang dibentuk dengan mesin bubut. Secara praktis produk ini berfungsi sebagai wadah makan. Dari sisi budaya dulang ini berfungsi sebagai salah satu peralatan upacara pernikahan sebagai tempat makan pengantin, sampai saat sekarang dulang ini pada umumnya masih digunakan pada acara pernikahan. Secara fisik produk tersebut berbentuk lingkaran sebagai mana bentuk piring pada umumnya, namun ukurannya lebih besar.
Adapun nilai-nilai keindahan yang dapat diamati pada
produk ini adalah bentuk lingkarannya yang halus, terkesan harmonis yang
menyiratkan jalannya persatuan, ditambah lagi dengan kombinasi bidang cembung
dan lengkung, yang menyiratkan dinamika kehidupan. Nilai keindahan yang tidak
kalah pentingnya pada produk ini di mana sekeliling lingkaran (bibir piring)
dihiasi dengan ragam hias berupa sulur-sulur daun yang melambangkan penyatuan
khidupan dan kesuburan. Bagian lain adalah lingkaran dalam yang dihiasi dengan
ornamen kijang, burung hong, dan motif bunga matahari yang sudah distilir dan
dikelilingi dengan motif bungo mawar yang dihubungkan oleh sulur-sulur daun
yang banyak sebagai penghias dari permukaan benda. Keindahan dari produk ini
juga tidak terlepas dari perpaduan warna cokelat tua yang keemasan dengan
kombinasi warna hitam. Perpaduan dua warna ini mengesankan adanya kekuatan dan
keharmonisan dalam kehidupan
BAB III
Penutup
3.1. KESIMPULAN
Lukisan laker adalah karya seni rupa murni dua dimensi
yang merupakan hasil pengembangan dari seni kerajinan lak Palembang yang
memiliki ciri khas tersendiri.Laker identik dengan kuning yang menjadi pelapis
hiasan dengan sapuan cat hitam, dan keemasan hingga terlihat mencolok. Dari
beberapa referensi, diketahui namalaker diadopsi dari istilah bahasa Inggris
lacquer, yaitu bahan damar yang dihasilkan oleh sejenis serangga bernama
Laccifer lacca.Tumbuhan 9 tersebut merupakan tempat bertenggernya serangga dan
banyak ditemukan di Jepang, Tiongkok, dan Pegunungan Himalaya.
3.2. DAFTAR PUSTAKA
Dilansir dari laman web
http://online.pubhtml5.com/fbtx/jvhb/#p=35
https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/sitakara/article/view/2562
https://docplayer.info/amp/42515102-Laker-sebagai-media-seni-aplikatif-khas-palembang.html